JAKARTA- Pasca Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Bali (24 s.d 25/08/2024) yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI dan termasuk kyai sepuh NU, Dr. (HC) KH Ma`ruf Amin; mantan Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH Said Aqil Siraj, M.A.; Sesepuh Pesantren Lirboyo Kedir, KH Abdullah Kafabih Mahrus; dan kyai-kyai sepuh NU lainya, keinginan segelintir orang untuk membuat Muktamar PKB Tandingan bukannya hilang malah semakin kencang. Hal ini membuat banyak pihak kecewa dan menyayangkan, termasuk dari Nahdliyyin United.
“Terus terang, saya sebagai leader dan kami semua di Nahdliyyin United sangat amat kecewa dengan gerakan segelintir orang yang terus ngotot untuk menggelar Muktamar PKB Tandingan. Mereka ini masih Nahdliyyin atau tidak sih? Karena jelas mereka tidak lagi menghormati bahkan sudah melecehkan para kyai sepuh NU yang hadir pada Muktamar PKB di Bali sebagai bentuk dukungan dan penerimaan mereka terhadap Cak Imin untuk melanjutkan kepemimpinannya di PKB. Sekali lagi, kami sangat amat kecewa!” Ujar Leader Nahdliyyin United, Muhammad Rofii Mukhlis alias Cak Rofi
i dalam siaran persnya.
Lebih lanjut, Cak Rofi`i menyatakan bahwa segelintir orang yang ngotot untuk diadakannya Muktamar PKB Tandingan ini juga sudah merusak demokrasi, anti demokrasi karena tidak siap untuk kalah dan menerima kekalahan dalam kontestasi politik, terutama di PKB.
“Track Record atau rekam jejak segelintir orang yang menjadi inisiator dan motor Muktamar PKB Tandingan ini nggak bagus-bagus amat. Mereka ini caleg atau calon kepala daerah dari PKB yang gagal terpilih. Jadi, mereka ini Barisan Orang Sakit Hati yang jelas berupaya merusak PKB dan mengadu domba sesama Nahdliyyin. Menurut saya, DPP PKB bisa saja melakukan tindakan hukum, dan kami dari Nahdliyyin United siap mendampingi!” Pungkas Cak Rofi`i.
Nahdliyyin United adalah sebuah wadah pergerakan kultural kaum Nahdliyyin yang misi utamanya untuk menyatukan nahdliyyin untuk memperkuat NU dan memperkuat PKB sebagai partai politik yang dilahirkan oleh PBNU agar juga semakin jaya dalam memperjuangkan aspirasi kaum Nahdiiyyin dan bangsa Indonesia.