perisaihukim.com
Barito Kuala – Di tengah kian kompleksnya tantangan ekonomi, Pemerintah Desa Tatah Masjid tak tinggal diam. Mereka menggagas langkah strategis untuk memperkuat ekonomi keluarga lewat program pelatihan keterampilan, yang digelar pada Rabu (21/8) pagi. Program ini merupakan bagian dari Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) yang diinisiasi oleh Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Lambung Mangkurat.
Mengusung tema “Pelatihan Jelujur Kain Berpola dengan Teknik Sirang Tradisional dan Mencelup Pewarna Alami dari Tanaman Lingkungan Lahan Basah”, pelatihan ini diikuti oleh puluhan ibu rumah tangga dari Desa Tatah Masjid. Tidak hanya berorientasi pada peningkatan keterampilan, kegiatan ini juga mengusung misi pelestarian budaya lokal serta pemanfaatan sumber daya alam sekitar.
Teknik sirang tradisional, metode menjelujur kain yang diwariskan turun-temurun di Kalimantan Selatan, menjadi fokus utama pelatihan. Metode ini melibatkan jahitan benang pada kain dengan pola tertentu sebelum dicelup menggunakan pewarna alami yang diambil dari tanaman sekitar, seperti kunyit untuk warna kuning dan kulit kayu ulin untuk warna coklat. Setelah proses pencelupan selesai, benang dilepas, menciptakan motif unik yang khas.
Pelatihan ini juga mengajarkan para ibu rumah tangga untuk memanfaatkan pewarna alami yang mudah didapat dari tumbuhan sekitar lahan basah. Daun indigofera, kulit kayu ulin, dan bunga-bunga dengan pigmen kuat menjadi bahan dasar pewarna ramah lingkungan. Selain mengurangi ketergantungan pada bahan kimia, penggunaan pewarna alami ini juga lebih aman bagi kesehatan dan lingkungan.
H. Meri Apriansyah, Kepala Desa Tatah Masjid, menaruh harapan besar pada program ini. “Kami berharap keterampilan yang diajarkan dapat menjadi bekal bagi ibu-ibu untuk membuka usaha mandiri, baik menjual kain berpola tradisional maupun produk lain yang bernilai ekonomis,” ujarnya.
Meri juga menegaskan pentingnya melestarikan budaya lokal melalui pelatihan ini. Teknik sirang dan pewarnaan alami bukan sekadar keterampilan, tetapi juga identitas budaya yang patut dijaga dan diwariskan.
Program Dosen Wajib Mengabdi ini merupakan salah satu upaya Universitas Lambung Mangkurat dalam menghubungkan dunia akademis dengan kebutuhan masyarakat. Ana Nur Faidah, salah satu dosen yang terlibat, menekankan pentingnya sinergi antara pengetahuan akademis dan kearifan lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Dengan menggabungkan ilmu pengetahuan dan kearifan lokal, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Ke depan, Pemerintah Desa Tatah Masjid berkomitmen untuk terus mendukung program-program serupa. Harapannya, desa ini dapat menjadi lebih mandiri secara ekonomi, dan para ibu rumah tangga memiliki keterampilan tambahan yang mampu meningkatkan pendapatan keluarga.
Pelatihan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan melestarikan budaya, Desa Tatah Masjid berupaya menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berdaya saing.
REPORTER:Riska