
Lahat,,Perisaihukum.com.
Kepala sekolah SD Negeri 24 Lahat Retna Mutia Ratih s.pd menyampaikan kegiatan ini sudah terbentuk 10 Bulan Lalu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Guru harus mampu menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, misalnya visual, audio, kinestetik. Untuk mengetahui kebutuhan belajar tersebut, maka harus dilakukan asesmen diagnostik terhadap siswa. Berdasarkan hasil pemetaan asesmen diagnostic tersebut, maka modul ajar akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Pembelajaran yang demikian, diharapkan mampu mendorong semangat siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Siswa bisa mengembangkan kemampuan yang telah dimiliki sesuai dengan kodratnya. Sedangkan seorang guru bisa menjadi seorang fasilitator yang mengarahkan siswa agar mampu menjadi versi terbaiknya sesuai dengan kodratnya. Guru harus dekat dengan siswa, dalam arti yaitu guru harus tahu dan paham karakteristik siswanya.
Sesuai dengan kata merdeka yang berarti bebas tanpa tekanan, maka kurikulum merdeka memberikan ruang tanpa batas untuk guru, maupun siswa dalam mengembangkan segala hal untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru bisa mendalami karakteristik setiap anak dan dapat mengembangkan kreatifitas sebagai seorang pendidik. Sedangkan siswa pun juga bisa berkembang sesuai dengan potensinya masing –masing.
Dalam komunitas belajar, maka kita sebagai seorang guru dapat saling bertukar pikiran dan megembangkan metode belajar setiap siswa. Dengan harapan, agar siswa dapat belajar dan berkembang pada jalur yang tepat, semua bisa terwadahi dalam pembelajaran yang menggunakan kurikulum merdeka. Saling berdiskusi dan berefleksi atas pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh masing- masing guru, maka akan memunculkan suatu ide- ide baru yang diluar dugaan dan sangat luar biasa. Kolaborasi antar guru, siswa, orang tua, serta pihak- pihak yang berkepentingan dalam pendidikan dirasa sangat penting demi kemajuan pendidikan. Saling menghargai, menghormati, sangat di dorong untuk bisa terwujud dalam kurikulum merdeka ini. Sehingga meskipun terdapat perbedaan pendapat, maka tetap saling menghargai.
Pengimplementasian kurikulum merdeka, juga dipermudah dengan adanya platform Merdeka Mengajar (PMM). Melalui Platform (PMM), maka kita bisa belajar bagaimana melakukan pembelajaran, asesmen pembejalaran, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pengimplemtasian kurikulum merdeka ini. Melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), maka kita sebagai guru bisa mengetahui bagaimana cara melakukan analisa literasi dan numerasi dengan cepat dan tepat. Selain itu juga belajar bagaimana menerapkan metode mengajar yang paling tepat sesuai dengan asesmen yang telah kita lakukan. PMM menyediakan berbagai macam topik pelatihan – pelatihan yang bisa dengan mudah diikuti oleh guru, agar guru terbantu dalam mengatasi masalah yang di hadapi ketika melakukan kegiatan belajar mengajar bersama siswa- siswinya. Berbagai macam contoh praktik baik, dalam bentuk video maupun naskah cerita bisa kita pelajari dengan mudah dan waktu pelatihan yang sangat fleksibel (kita bisa mengatur waktu pelatihan sesuai dengan kondisi kita, meskipun tetap harus memperhatikan batas waktu yang ditentukan di PMM tersebut) .
Kurikulum merdeka, menjadikan kita sebagai guru yang bersahabat dengan siswanya. Siswa merasa rindu untuk bersekolah dan belajar bersama kita sebagai gurunya. Siswa merasa senang dan bergairah dalam belajar. Siswa mengikuti pembelajaran dengan disiplin atau mengikuti aturan sekolah dengan setulus hati. Tanpa merasa ada paksaan yang berasal dari luar dirinya. Sehingga siswa pun mempunyai motivasi yang sangat luar biasa tinggi dalam belajar. Hal ini memudahkan kita untuk membimbing dan mendidik siswa tersebut.
Waktu pembelajaran tatap muka, siswa menjadi lebih disiplin, sadar dan bahagia dalam belajar. Sehingga aneka potensi siswa bisa digali dan dikembangkan dengan lebih mendalam. Selain itu, pembelajaran dalam kegiatan proyek kurikulum merdeka, memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk secara aktif mengekplorasi isu- isu aktual, untuk mendukung pengembangan karakter, kompetensi profil pelajar Pancasila. Beragam kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dilakukan/ diselenggarakan di sekolah. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, sangat berguna membentuk karakter siswa yang berahklak mulia, beriman, bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, Kebhinekaan Global, Gotong – Royong, Mandiri, Benalar Kritis, Kreatif.
Penanaman nilai- nilai karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila lebih diutamakan, baik dalam pembelajaran dalam bentuk proyek penguatan profil pelajar Pancasila, dan juga pembiasaan perilaku warga sekolah sehari- hari. Sehingga dengan adanya hal tersebut, maka mendorong pembentukan karater yang kuat untuk mewujudkan budaya positif di sekolah. Budaya positif di sekolah menjadi hal yang utama untuk keberhasilan kurikulum merdeka. Budaya positif di sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk seluruh warga sekolah. Penanaman nilai- nilai karakter Profil Pelajar Pancasila, diharapkan menjadi filter untuk siswa dalam menghadapi perkembangan zaman, khususnya di bidang teknologi. Hal ini mengingat mudahnya siswa dapat mengakses informasi baik yang bersifat positif maupun negatif.
Kurikulum Merdeka, menerapkan pembelajaran berdifferensiasi, guna memenuhi kebutuhan belajar siswa. Gaya belajar siswa yang berbeda- beda harus dipenuhi dengan harapan yaitu supaya setiap siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Semua siswa didorong untuk bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Selain itu, pembelajaran juga dirancang agar lebih konstektual dengan perkembangan zaman. Mengingat siswa sekarang merupakan generasi yang hidup pada perkembangan zaman yang sangat pesat, khususnya teknologi yang semakin maju dan berkembang. Namun pembelajaran sebaiknya dilakukan dengan tetap tidak meninggalkan kompetensi- kompetensi dasar yang harus tetap dimiliki oleh seorang siswa, contohnya menulis menggunakan tangan.
Jurnalis Herawan