
MISi KEMULIAAN RASULULLAH
WAJIB DITAULADANI OLEH JURIATNYA
Jakarta, perisaihukum.com
Rasulullah SAW terkenal memiliki akhlak yang paling mulia, dan kemuliaan dari Rasulullah SAW terlihat dari sikap prilaku beliau yang lembut serta santun terhadap sesama umat manusia , dan beliau lebih mengutamakan kedamaian dan bersikap adil dalam berbagai masalah, sikap prilaku berbudi pekerti luhur inilah sehingga baik lawan maupun kawan (sahabat) sangat menghormati dan mengidolakannya sebagai sosok yang dapat dijadikan teladan bagi seluruh umat manusia
Di antara akhlak mulia beliau adalah selalu berprasangka baik, tidak pernah berbuat keji, tidak pernah suka mengghibah, tidak ada ajaran Nabi berlaku kasar, dan tidak pernah berteriak dengan nada yang tinggi mengumpat orang dengan kalimat yang tidak baik, dan sikap prilaku ini sesuai dengan misi kerasulannya untuk membangun dan mewujudkan kasih sayang bagi seluruh alam. Ini sesuai dengan firman Allah SWT, ”Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (Al-Anbiya: 107).
Di dalam Alquran, telah disebutkan bahwa beliau memiliki sifat lemah lembut kepada para sahabatnya, memaafkan mereka, bahkan memohonkan ampun kepada Allah atas dosa-dosa dan kesalahan mereka (Ali Imran: 159).
Misi pembawa rahmat bagi sekalian semesta alam inilah yang harus menjadi barometer bagi mereka yang mengaku juriat atau keturunan Rasulullah SAW bukan berarti harus berlawanan arah atau telah menyimpang dari sifat – sifat kemuliaan beliau sebagai pembawa amanah amanah Allah SWT.
Secara tegas Rasulullah SAW menjelaskan di dalam sebuah hadis bahwa ” Sesungguhnya orang yang tidak punya kasih sayang tidak akan dirahmati (Allah SWT)” (HR Ahmad )
Dalam kehidupan sehari-hari termasuk saat memimpin beliau lebih mengedepankan akhlak mulia dan sikap prilaku beliau santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan siapapun, lemah lembut dan sopan dan mengutamakan sinergisitas kesejukan sesama umat manusia dan menghormati semua umat manusia , tidak pernah mencela atau berlaku kasar terhadap umat muslim maupun non muslim.
Rasulullah SAW misi edukasi di dalam kehidupan duniawi memperbaiki akhlak dari sikap prilaku yang tercela menjadi akhlak yang mulia dan tidak ada satupun ajaran Nabi Muhammad SAW bertolak belakang dari akhlak mulia seperti mencaci, memfitnah , memukul orang , mempermalukan orang lain dengan menyebarkan kesalahan orang tanpa alasan yang tepat, apalagi kekerasan itu dilakukan terhadap sesama umat muslim sendiri jelas ini bukan ajaran dari Rasulullah SAW dan apabila dilakukan oleh seseorang yang mengklaim dirinya sebagai keturunan baginda nabi Muhammad SAW tentunya pengakuan itu diragukan keasliannya meskipun telah tercatat di salah satu organisasi pencatat juriat keturunan nabi Muhammad SAW. Karena beliau tidak pernah mewariskan atau mengajarkan sifat – sifat tercela kepada juriat dan umat nya
Menurut Syarif Hamdani Alkaf SH,MH, Ketua Badan Otonom Hukum dan HAM salatin Asyrof Azzahro Trah Kesultanan Nusantara / President Direktur Di kantor Advokat dan Konsultan Hukum Pang Daning Aby Law firm & Partners menyatakan bahwa Rasulullah SAW adalah sosok pemimpin yang arif dan bijaksana dan penuh rasa empati. tidak pernah mencaci seseorang, tidak mencari kesalahan orang lain, tidak berbicara kecuali yang bermanfaat. Rasulullah selalu membiarkan orang menyelesaikan pembicaraannya, sabar menghadapi orang asing yang tidak sopan, segera memberi apa yang diperlukan orang yang tertimpa kesusahan. Rasulullah SAW selalu mengedepankan keteladanan atau uswah hasanah dalam memimpin, memberikan contoh yang baik dalam segala hal. Justeru itulah sikap mulia Rasulullah ini dipuji langsung oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam surat Al Ahzab ayat 21.
Dari beberapa gambaran sifat kemuliaan dari Rasulullah inilah yang harus ditauladani oleh juriat atau keturunannya maupun umat yang mencintainya. Bagi mereka yang tidak sejalan atau bertolak belakang dari sifat – sifat kemuliaan ini tentunya akan merusak dan mencemarkan nama baik baginda Rasulullah SAW.
Sumber: DR (cand) Syarif Sayyid Hamdani Al- Kaff, SH. MH