
Probolinggo : Perisaihukum.com
Langit keadilan tampak muram, tapi rakyat menatap tajam. Suara desakan kini menggema dari berbagai penjuru negeri khususnya tanah Dewi Rengganis Jawa Timur , Presiden Prabowo Subianto diminta segera memerintahkan KPK untuk menindak tegas dua nama besar yang selama ini diduga menjadi dalang di balik pusaran korupsi dana hibah Jawa Timur yaitu Anwar Sadad, Mahrus,
Bukti-bukti yang dikantongi penyidik, menurut sumber investigatif, bukan lagi sekadar asap tanpa api, melainkan bara hukum yang menyala terang di tengah gelapnya nurani pejabat korup.. 2 November 2025
Masyarakat menilai, keduanya telah terlalu lama bersembunyi di balik panggung politik dan simbol keagamaan. Mereka bermain di balik “tirai dana hibah” yang mestinya jadi ladang kesejahteraan rakyat, namun justru disulap menjadi ladang subur untuk kepentingan pribadi dan kroni politik.
“Kalau Presiden Prabowo ingin menunjukkan bahwa pemerintahan ini benar-benar berpihak pada rakyat, maka inilah momen emasnya tunjukkan bahwa hukum bukan hanya tajam ke bawah, tapi juga ke atas,” Ujar Jamaludin .
Gelombang kekecewaan publik terhadap lambannya penegakan hukum semakin membesar. Rakyat menunggu langkah tegas dari KPK yang seolah berjalan di tempat. Di media sosial, seruan “Tangkap Sadad-Mahrus, Sekarang!” menggema, bagai dentum gendang perang melawan kebusukan moral yang telah lama bercokol di tanah Jawa Timur.
Sementara itu, aroma busuk dugaan korupsi dana hibah Jatim makin pekat menguar dari setiap laporan, dokumen, hingga jejak transaksi. Semua mengarah pada segelintir nama yang selama ini duduk nyaman di kursi kekuasaan, seakan hukum hanyalah dongeng untuk rakyat kecil.
Masyarakat menuntut jangan ada lagi sandiwara hukum. Jangan biarkan keadilan menunggu di ruang tamu sementara para pelaku pesta di ruang makan.
Ketua IWP (Ikatan Wartawan Probolinggo), Jamaludin , ikut bersuara lantang. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa Presiden Prabowo harus menunjukkan taringnya dalam perang melawan korupsi.
“Negara ini tidak butuh pejabat yang pandai beretorika. Rakyat butuh keadilan yang nyata. Bukti sudah menumpuk seperti gunung api siap meletus. Kalau KPK masih diam, berarti ada sesuatu yang busuk di balik diam itu,” Tegas Jamaludin dengan nada tajam.
Ia menambahkan, kasus hibah Jatim bukan sekadar dugaan korupsi biasa, melainkan pengkhianatan terhadap nurani bangsa.
“Bayangkan, uang yang seharusnya untuk membangun desa, memberdayakan rakyat, malah ditilep oleh oknum yang mengaku pemimpin umat. Itu bukan hanya korupsi uang tapi korupsi moral, korupsi iman!” Sembur Jamaludin penuh amarah.
Jamaludin juga mengingatkan bahwa rakyat Jawa Timur tidak buta. Mereka tahu siapa yang bermain, siapa yang diam, dan siapa yang menutup mata.
“KPK harus segera bertindak. Jangan tunggu rakyat kehilangan sabar dan kepercayaan. Kalau hukum tak bergerak, sejarah akan menulis rezim ini kalah oleh tikus-tikus berdasi yang bersembunyi di lumbung negara,” Pungkasnya dengan nada menggelegar.
Bola panas berada di tangan Presiden Prabowo Subianto untuk berani dengan memberikan langkah tegas segera memerintahkan kepada KPK RI menangkap Anwar Sadad, Mahrus yang merupakan kader Gerindra atau membiarkan bara korupsi ini terus membakar kepercayaan rakyat,
Rakyat menunggu Kepastian hukum atas kader Gerindra yang terlibat skandal dana hibah Jatim. Dunia menatap dan sejarah menulis.kebiadabsn korupsi dana hibah Pemprov Jatim.
Penulis : Tim / Red
