Jakarta, perisaihukum.com
22 Oktober 2024 – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momentum penting dalam perjalanan demokrasi bangsa Indonesia. Pilkada yang damai dan aman adalah kunci untuk terciptanya pemerintahan bersih dan terpercaya. Mengingat pentingnya peran umat Islam dalam menjaga kerukunan dan kedamaian selama proses Pilkada, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta memandang perlu untuk menyelenggarakan silaturahmi antar komponen masyarakat Jakarta sebagai bentuk ikhtiar agar Pilkada dapat berlangsung dengan damai dan aman.
Jakarta adalah kota dengan masyarakat yang sangat heterogen, dari segi ras, agama, suku, dan budaya. Keberagaman ini merupakan kekayaan yang harus dijaga bersama agar tetap harmonis, terutama saat menghadapi Pilkada.
Pilkada di Provinsi DKI Jakarta kerap menjadi sorotan nasional dan berpotensi terjadi gesekan akibat beberapa perbedaan. Melihat hal tersebut, MUI Provinsi DKI Jakarta merasa bertanggung jawab untuk turut serta menciptakan situasi damai, harmonis dan kondusif dalam rangkaian Pilkada 2024.
Untuk itu, MUI Provinsi DKI Jakarta menggagas kegiatan silaturahmi bersama komponen masyarakat Jakarta, demi terwujudnya Pilkada yang jujur, adil, damai, dan harmonis. Silaturahmi Mewujudkan Pilkada Damai untuk Kepemimpinan Jakarta ini digelar Selasa (22/10) di The Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat.
Agenda ini rencananya dihadiri sekitar seratus orang, di antaranya pimpinan DPRD DKI Jakarta, Ketua-Ketua Partai di DKI Jakarta, ketiga pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, PJ Gubernur, Pangdam Jaya, Kapolda Metro Jaya, pimpinan KPU DKI Jakarta, pimpinan Bawaslu DKI Jakarta, pimpinan Ormas Islam se-DKI Jakarta, dan para tokoh lainnya.
K.H. Yusuf Aman, Wakil Ketua Umum MUI DKI Jakarta sekaligus ketua penyelenggara menyampaikan bahwa target dari agenda Silaturahmi ini adalah MUI ingin menyadarkan warga Jakarta akan pentingnya memilih pemimpin di tingkat Provinsi.
“Kami ingin menyadarkan masyarakat Jakarta bahwa kita harus punya andil dalam setiap keputusan yang dihasilkan Pemerintah Provinsi. Bagaimanapun, suka atau tidak suka, Islam sudah memberikan kaidah, jika tidak ada yang sempurna, pilih yang paling ringan kadar mudharatnya. Kami ingin menyadarkan umat dengan Gercos atau Gerakan Coblos, jangan sampai tidak memilih atau golput.” kata Kyai Yusuf.
Masih menurut Yusuf, MUI DKI Jakarta ingin menggores tinta sejarah bahwa MUI tidak ketinggalan berpartisipasi dalam momen kebangsaan. MUI itu tidak hanya bicara tentang ukhrawi, tetapi juga tatanan masyarakat, peralihan kepemimpinan, dan sebagainya. Kita ingin memberikan kontribusi kepada Pemerintah dan pihak terkait seperti KPU dan Bawaslu terkait menyadarkan umat akan pentingnya turut serta dalam memilih pemimpin.
MUI berjanji tidak berhenti pada agenda silaturahmi saja, tetapi di setiap momen-momen kegiatan keagamaan seperti peringatan maulid, bahkan khutbah jumat yang rutin, kami terus ingin menyadarkan umat pentingnya ambil bagian dengan memilih di Pemilihan Gubemur ini.
Red