
Sejak berdirinya, Muslimat Bulan Bintang (MBB) telah menjadi salah satu badan otonom yang memainkan peranan penting dalam memperkuat basis perempuan di lingkungan Partai Bulan Bintang (PBB). MBB dibentuk sebagai wadah pemberdayaan perempuan Muslim yang berkomitmen pada nilai-nilai perjuangan partai, serta bertujuan melahirkan kepemimpinan perempuan yang tangguh, amanah, dan berintegritas.
Dalam perjalanannya, MBB berkembang menjadi organisasi yang mandiri, terstruktur, dan berpengaruh di berbagai wilayah Indonesia. Status MBB sebagai badan otonom memberikan ruang penuh bagi organisasi ini untuk mengatur mekanisme internal, termasuk pelaksanaan muktamar sebagai forum tertinggi pengambilan keputusan. Hak ini diberikan dan diakui secara resmi oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang (DPP PBB), sehingga MBB memiliki kebebasan untuk menentukan arah organisasi sesuai kebutuhan kader dan mandat perjuangannya.
Menjelang tahun 2025, dinamika organisasi semakin berkembang seiring dengan semakin kuatnya jaringan MBB di tingkat pusat, wilayah, dan cabang. Muktamar ini menjadi momentum penting dalam sejarah perjalanan organisasi, khususnya dalam memilih Ketua Umum MBB Periode (Tahun 2025–2030).
Ketua Umum MBB saat ini, Hamidah Yacoub, menegaskan bahwa tradisi MBB sejak awal sangat menjunjung tinggi prinsip pengkaderan. Oleh karena itu, kandidat Ketua Umum mendatang harus berasal dari pengurus MBB pusat, dan telah mengabdi sekurang-kurangnya satu periode. Hal ini merupakan bagian dari komitmen organisasi untuk memastikan kesinambungan visi dan konsistensi perjuangan.
Dalam berbagai rapat pleno yang telah diselenggarakan, MBB menetapkan bahwa proses pemilihan Ketua Umum harus mengedepankan integritas, kejujuran, dan amanah. Mekanisme pemilihan dirancang untuk berlangsung secara transparan dan akuntabel, mencerminkan semangat demokrasi internal yang selama ini menjadi ciri khas MBB. Hamidah Yacoub menekankan bahwa kualitas moral dan rekam jejak kader menjadi unsur utama dalam menentukan calon pemimpin yang akan memandu arah organisasi lima tahun ke depan.
Sejak awal berdirinya hingga kini, MBB tumbuh karena adanya kekuatan kolektif yang terkoordinasi dengan baik di seluruh pimpinan wilayah. Peran aktif kader dan pengurus di berbagai daerah menjadi fondasi kebesaran organisasi ini. Oleh sebab itu, regenerasi kepemimpinan menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditunda, demi memastikan bahwa estafet kepemimpinan tetap berada di tangan kader internal yang memahami nilai perjuangan, struktur organisasi, dan tantangan zaman.
Muktamar tahun 2025 tidak hanya menjadi agenda pergantian kepemimpinan, tetapi juga menjadi titik penting dalam kelanjutan sejarah MBB sebagai organisasi perempuan yang kokoh, modern, dan berkomitmen pada nilai-nilai perjuangan PBB. Dengan semangat persatuan dan pengabdian, MBB terus bergerak maju untuk memperkuat kontribusi perempuan dalam ruang sosial, politik, dan kebangsaan.
