
Jakarta, perisaihukum.com
Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Dedi Prasetyo baru saja ditunjuk sebagai Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri). Penunjukan ini menyoroti kombinasi unik antara kepemimpinan di lapangan dan prestasi akademik yang dimilikinya.
Dedi Prasetyo dikenal sebagai jenderal bergelar profesor, menambah dimensi intelektual dalam karier kepolisian yang telah ia jalani. Surat telegram Kapolri Nomor ST/1764/VIII/KEP./2025 tertanggal 5 Agustus 2025, secara resmi mengumumkan penunjukan Dedi Prasetyo menggantikan Komjen (Purn) Ahmad Dofiri yang telah pensiun.
Mutasi ini merupakan bagian dari rotasi besar-besaran yang melibatkan 61 personel di tubuh Polri, termasuk delapan pejabat utama Mabes Polri.
Karier Komjen Dedi Prasetyo
di kepolisian tidak hanya mencakup bidang operasional, tetapi juga akademik dan literasi. Lahir di Magetan, Jawa Timur, pada 26 Juli 1968, ia memiliki rekam jejak yang cemerlang dengan berbagai jabatan strategis dan penghargaan, termasuk menjadi perwira tinggi Polri dengan jumlah buku terbanyak yang diakui oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Awal Karier dan Pendidikan
Komjen Dedi Prasetyo memulai kariernya di kepolisian setelah lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1990. Ia melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada tahun 1991, yang menjadi dasar penting dalam pengembangan wawasan kepolisiannya. Penempatan pertamanya sebagai perwira muda adalah di Polda Jawa Timur, di mana ia mulai sebagai Kaur Binopsnal Satreskrim Polres Lamongan.
Sejak awal kariernya, Dedi menunjukkan dedikasi dalam bidang reserse, yang membawanya ke posisi penting di tingkat daerah. Pada tahun 1996, ia menjabat sebagai Kapolsek Serpong di Polresta Tangerang, memberikan pengalaman langsung dalam penegakan hukum. Pada tahun 1999, setelah lulus dari PTIK, ia ditugaskan di Kalimantan Tengah sebagai Kepala Pusat Komando Pengendalian Operasi (Kapuskodalops).
Pengalaman awal ini membentuk karakter kepemimpinan Dedi Prasetyo, yang kemudian menjadi salah satu keunggulannya. Berbagai penugasan di tingkat polres dan polda memberikan pemahaman mendalam tentang dinamika keamanan dan tantangan yang dihadapi aparat kepolisian.
Meniti Tangga Jabatan Strategis
Setelah mengukir jejak di awal kariernya, Komjen Dedi Prasetyo terus meniti tangga jabatan strategis. Pada tahun 2007, ia dipercaya menjabat sebagai Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, yang mengasah kemampuannya dalam mengungkap kasus-kasus kriminalitas. Setahun kemudian, ia diamanahi sebagai Kapolres Kediri Kota, dan pada tahun 2009, menjabat sebagai Kapolres Lumajang.
Peran Penting di Divisi Humas dan SDM Polri
Komjen Dedi Prasetyo memiliki peran signifikan di tingkat Mabes Polri, khususnya dalam bidang hubungan masyarakat dan sumber daya manusia. Pada tahun 2018, ia menjabat sebagai Karopenmas Divisi Humas Polri, yang menuntut kemampuan komunikasi strategis. Perannya di Divisi Humas sangat krusial dalam membangun citra positif Polri.
Pada tahun 2019, ia dipindahkan ke posisi Karobinkar SSDM Polri, yang semakin memperkuat pengalamannya di bidang manajemen karier personel. Kemudian, pada tahun 2020, Dedi kembali ditugaskan sebagai Kapolda Kalimantan Tengah, sebelum akhirnya menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri dari tahun 2021 hingga 2023.
Selama menjabat Kadiv Humas, ia menjadi wajah Polri dalam berbagai isu nasional, termasuk penanganan kasus-kasus besar yang menyita perhatian publik. Pada 26 Februari 2023, Dedi Prasetyo mengemban tugas sebagai Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia, menunjukkan kepercayaan pimpinan terhadap kemampuannya dalam mengelola aspek krusial di institusi kepolisian.
Pencapaian Akademik dan Rekor MURI
Komjen Dedi Prasetyo dikenal sebagai akademisi yang produktif dan berprestasi. Ia meraih gelar S1, S2, dan S3, serta dianugerahi gelar profesor pada tahun 2022, menjadikannya salah satu dari sedikit jenderal di Polri yang berhasil meraih gelar tersebut. Komitmennya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan sangat terlihat dari kontribusi intelektualnya.
Hingga Mei 2024, Dedi Prasetyo telah menulis 27 judul buku yang membahas berbagai topik, termasuk ilmu kepolisian dan sumber daya manusia. Atas dedikasinya dalam menulis, MURI menganugerahkan penghargaan kepadanya sebagai perwira tinggi Polri dengan jumlah buku terbanyak.
Penghargaan ini diserahkan pada 28 Mei 2024, di Rapat Kerja Teknis SSDM Polri, dan menjadi motivasi bagi personel Polri bahwa jabatan dapat diperoleh melalui kemampuan dan prestasi.
sumber : ( Merdeka.com )
Report, Red