
Oleh: (Zefferi) Aktivis Lingkungan Fokal Matahari
Bogor, perisaihukum.com
7/06/205
Banjir yang kembali melanda kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) membuktikan bahwa persoalan ini bukan sekadar fenomena alam, tetapi adalah akumulasi dari kesalahan tata ruang, lemahnya penataan daerah aliran sungai (DAS), dan minimnya koordinasi antardaerah. Ini bukan masalah baru, tetapi terus berulang tiap tahun, dan ironisnya, yang terus disalahkan hanya pemerintah daerah tertentu.
Akar Masalah: DAS Rusak, Hulu Dilupakan, Hilir Terendam.
Berdasarkan kajian Fokal Matahari, kerusakan terbesar justru terjadi di bagian hulu DAS, terutama di kawasan Puncak Bogor, Sentul, dan sebagian wilayah konservasi yang sudah berubah fungsi menjadi area permukiman dan komersial (villa, restoran, tempat wisata).
Alih fungsi lahan secara massif menyebabkan hilangnya daya serap air.
Pembangunan tanpa memperhatikan kajian lingkungan dan tidak berbasis tata ruang DAS.
Minimnya ruang terbuka hijau dan resapan di daerah tengah hingga hilir (Depok, Jakarta).
Bukan Saatnya Saling Menyalahkan.
Sudah saatnya kita berhenti menyalahkan satu pihak atau satu daerah. Banjir adalah masalah lintas-wilayah dan lintas-sektor. Menyalahkan Jakarta tanpa memperbaiki hulu di Bogor adalah pendekatan keliru.
Kawasan Puncak dan Sentul sebagai hulu DAS Ciliwung dan Cisadane harus ditangani serius. Pemerintah daerah di wilayah hulu dan hilir harus duduk bersama, menyusun peta jalan penyelamatan DAS berbasis data dan kajian ilmiah.
Rekomendasi Fokal Matahari:.
- Audit total seluruh kawasan DAS dari hulu-hilir – terutama zona rawan banjir dan longsor.
- Penataan ulang kawasan hulu – moratorium izin baru di Puncak-Bogor, penegakan hukum terhadap bangunan ilegal di kawasan konservasi.
- Rehabilitasi lahan kritis dan konservasi sumber mata air.
- Perbaikan tata kelola drainase perkotaan di hilir seperti Jakarta dan Bekasi.
- Pembentukan Satgas Bersama Penanganan DAS Jabodetabekpunjur yang melibatkan pemerintah, ahli lingkungan, LSM, dan masyarakat sipil.
Kesimpulan: Ini PR Kita Semu.
Fokal Matahari menegaskan bahwa banjir bukan sekadar bencana alam, tetapi cermin dari cara kita memperlakukan ruang hidup bersama. Semua pihak – pemerintah pusat, daerah, pelaku usaha, hingga masyarakat – harus menyadari bahwa menjaga DAS adalah tanggung jawab bersama. Ini bukan waktu untuk saling menyalahkan, melainkan saatnya bergerak bersama.
Redaksi
