
Jakarta – Sejumlah Ikatan Pemuda Mahasiswa Tapanuli Tengah (IPMTT) bersama Aliansi Gabungan
Mahasiswa Jakarta (AGMJ), Forum Mahasiswa Jakarta (FMJ), Aliansi Vokal Anti Tirani dan Korupsi (AVATAR) menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas serangkaian bencana banjir bandang, longsor, serta kerusakan ekologis yang terjadi di wilayah Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Kota Sibolga dalam beberapa waktu terakhir.
“Berbagai laporan media, analisis
organisasi lingkungan seperti WALHI, serta temuan komunitas lokal menunjukkan adanya dugaan
kuat bahwa kerusakan hutan, perubahan bentang alam, dan degradasi Daerah Aliran Sungai (DAS)
di sekitar wilayah konsesi tambang PT. Agincourt Resources (PTAR) telah memperburuk kerentanan lingkungan dan meningkatkan resiko terjadinya bencana,” ungkap koordinator aksi Selvin Nazara di Jakarta. Kamis, (04/12/2025).

Aktivitas pertambangan yang
membuka kawasan berhutan, ditambah berkurangnya tutupan vegetasi yang berfungsi sebagai penahan erosi dan pengatur tata air, diduga telah menyebabkan meningkatnya sedimentasi, aliran permukaan, dan melemahnya struktur tanah di area sekitar, sehingga memicu bencana yang merugikan masyarakat luas.
“Kami mendesak PTAR untuk mengambil tanggung jawab moral dan ekologis dengan segera melakukan langkah-langkah pemulihan lingkungan secara nyata dan terukur, termasuk restorasi
DAS, reboisasi kawasan kritis, penanggulangan sedimentasi, serta penyediaan dukungan bagi
masyarakat yang terdampak,” tegasnya.
Ia menambahkan, harus ada hasil audit yang transparan kepublik untuk memastikan aktivitas pertambangan dan pemulihan lingkungan.
“Selain itu, kami memandang perlu dilakukan audit lingkungan yang
independen, menyeluruh, dan terbuka untuk memastikan kepastian ilmiah mengenai hubungan
antara aktivitas pertambangan dan bencana yang terjadi. Hasil audit tersebut harus dipublikasikan
kepada publik dan dijadikan dasar penyusunan rencana pemulihan lingkungan yang melibatkan
masyarakat sipil, ahli lingkungan, serta pemerintah daerah,”. tegas Selvin Nazara.
Rinciannya, korban meninggal di Aceh ada 277 jiwa, di Sumatera Utara ada 299 jiwa, dan di Sumatera Barat ada 194 jiwa. Sementara korban hilang di Aceh ada 193 jiwa, di Sumatera Utara ada 159 jiwa, dan di Sumatera Barat ada 111 jiwa.
Aksi ini juga mendesak Presiden Prabowo untuk segera menetapkan status bencana nasional untuk rangkaian peristiwa banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Tuntutan:
- Mendesak kementrian ESDM Mencabut IZIN USAHA TAMBANG PT. AGINCOURT RESOURCES DAN PT UNITED TRACTORS TBK.
- Menuntut Penghentian Ekspansi Tambang dan Evaluasi Izin Operasi PTAR.
- Menuntut PT Agincourt Resources Mengakui Dugaan Kontribusi Aktivitas Tambang terhadap Kerusakan Lingkungan di Tapanuli dan Sibolga.
- Mendesak PTAR Melakukan Transparansi Total atas Seluruh Data Lingkungan dan Operasional Tambang.
- Menuntut Dilakukannya Audit Lingkungan Independen yang Tidak dipengaruhi Kepentingan Perusahaan.
- Menuntut Pertanggungjawaban Sosial dan Hukum atas Dampak Bencana yang Dialami Warga.
- Menuntut PTAR untuk Melakukan Pemulihan Lingkungan secara menyeluruh dan berkelanjutan.
- Menuntut PTAR Melibatkan Masyarakat Lokal dalam setiap Proses pengambilan Keputusan yang Menyentuh Kepentingan Lingkungan dan keselamatan Warga.
- Mendesak Penegak Hukum, KLHK, dan Pemerintah Daerah Bertindak tegas tanpa Intervensi Perusahaan Tambang.
