
Jakarta, perisaihukum.com
Dalam rangka memperingati 12 tahun Terakhir Perjalanan Kota Jakarta utara sebagai wilayah administratif, masyarakat bersama berbagai pemangku kepentingan menggelar refleksi bertema “Jakarta Utara Rumah Kita.” Momentum ini dimanfaatkan untuk mempererat kebersamaan, meningkatkan kualitas hidup warga, serta membuka ruang dialog antara masyarakat dan pemerintah kota.
Peringatan ini tidak hanya menjadi ajang syukur atas capaian pembangunan, tetapi juga kesempatan bagi warga untuk menyampaikan kritik konstruktif demi kemajuan wilayah ke depan.
Kritik dan Masukan Warga Jakarta Utara
- Penanganan Infrastruktur dan Lingkungan
Meski upaya pembangunan infrastruktur telah berjalan, sejumlah persoalan masih dirasakan masyarakat, terutama terkait penanganan banjir. Warga menilai diperlukan evaluasi dan kajian yang lebih komprehensif agar solusi yang diterapkan dapat maksimal dan berdampak jangka panjang.
- Keadilan Sosial dan Pengembangan Wilayah
Pengembangan permukiman dan pembangunan jalan baru dinilai harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek keadilan sosial. Warga menyoroti proses pembangunan yang kerap berlangsung tergesa-gesa dan kurang sosialisasi, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan sosial. Mereka berharap pemerintah lebih mengutamakan dialog inklusif sebelum mengambil kebijakan yang menyangkut kehidupan masyarakat.
Masyarakat meyakini bahwa dengan komitmen dan kolaborasi antara pemerintah dan warga, Jakarta Utara dapat terus berkembang menjadi wilayah administratif yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Ucapan Selamat dari Paguyuban Warga Mitra Gading Villa
Sebagai bentuk dukungan, Paguyuban Warga Mitra Gading Villa/Kelapa Gading Barat turut menyampaikan Happy Anniversary 12th dalam membangun sosial, budaya dan kemasyarakatan di wilayah Jakarta Utara. Mereka juga menyampaikan sebuah pantun yang menyiratkan harapan sekaligus pesan bagi pemerintah:
Senja redup di balik cakrawala
Perahu melaju membelah ombak bersemi
Kami warga Mitra Gading Vila
Menolak jalan tembus tanpa program terintegrasi
Pantun tersebut menjadi simbol aspirasi warga agar setiap pembangunan dilakukan secara terencana, terintegrasi, dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas.
( Red )
