
PASURUAN, Perisaihukum.com
Kisah pilu datang dari Desa Kedungbako, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan. Seorang perempuan bernama Nur Aini, akrab disapa Eni, telah 15 tahun berjuang melawan penyakit kaki gajah (filariasis) yang menyebabkan kaki kirinya membengkak luar biasa.
Penyakit langka yang menyerang sistem getah bening itu telah mengubah kehidupan Eni secara drastis. Tubuhnya yang kini ringkih harus menanggung beban berat akibat kaki yang terus membesar, hingga membuatnya sulit beraktivitas.
“Dulu saya sempat operasi dua kali. Operasi pertama dokter mengangkat sekitar 4 kilogram daging dari kaki saya, dan operasi kedua malah lebih berat — sampai 7 kilogram,” ungkap Eni lirih saat ditemui di rumahnya.
Meski sudah dua kali menjalani operasi besar, pembengkakan di kakinya tak kunjung reda. Kini, Eni dijadwalkan kembali menjalani penanganan medis lanjutan di RSUD Bangil pada Selasa (28/10) mendatang.
Perjuangan Warga Tak Mampu Melawan Takdir
Keterbatasan ekonomi membuat Eni hanya bisa pasrah menghadapi ujian hidupnya. Setiap langkah terasa berat, bukan hanya karena penyakit yang diderita, tetapi juga karena beban hidup yang harus ia tanggung seorang diri.
Sekretaris Desa Kedungbako, Miftah Farid Ridwan, menjelaskan bahwa pihak desa bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan terus memantau kondisi Eni.
“Setiap minggu Bu Eni mendapat perawatan di RSUD Bangil. Ia juga didampingi oleh bidan desa, Bu Nuning, serta Kepala Dusun, Pak Yusuf,” jelas Miftah.
Sementara itu, Mariyam, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Rejoso, menegaskan bahwa penanganan medis terhadap pasien seperti Eni berada di bawah kewenangan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan.
“Untuk tindakan medis memang menjadi tanggung jawab Dinkes. Kami dari Dinsos sudah membantu melalui kunjungan dan pemberian bantuan sosial. Namun untuk operasi dan perawatan lanjutan, itu bukan ranah kami,” ujarnya.
Ia menambahkan, Eni juga telah menerima berbagai bantuan sosial seperti BPNT, paket permakanan, dan perlengkapan kebutuhan harian.
💬 (Tim/Red)
