
Jakarta Utara, perisaihukum.com
19 Juli 2025 — Di tengah puing-puing dan duka yang masih tersisa, harapan kembali bersemi di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Setelah kebakaran hebat yang melanda kawasan padat penduduk ini, ratusan keluarga kehilangan tempat tinggal, harta benda, dan ketenangan hidup. Namun hari ini, kepedulian kembali mengetuk pintu-pintu hati.
Sebagai bentuk nyata solidaritas lintas iman dan kepedulian kemanusiaan, Yayasan Servia Foundation bersama Gereja Jesus Christ Community (JCC) menyelenggarakan Bakti Sosial pada Sabtu, 19 Juli 2025. Kegiatan ini bukan sekadar aksi berbagi, melainkan upaya menyembuhkan luka sosial dan mengembalikan semangat hidup warga.

Sebanyak 1.000 paket sembako, 500 kantong pakaian layak pakai, serta layanan pengobatan gratis dibagikan kepada warga yang terdampak. Tidak hanya itu, sumbangan tunai sebesar Rp2.500.000 diberikan untuk membantu renovasi Masjid Al-Hidayah yang juga terdampak api, sebagai simbol bahwa kasih dan kepedulian tak mengenal sekat agama atau keyakinan.
“Kami percaya bahwa kasih Tuhan tidak terbatas pada gedung gereja. Ia harus hidup dan menyentuh siapa pun yang membutuhkan,” ungkap Pdt. Nathan Jurnawan, S.Th., S.Pd., Ketua Servia Foundation.

Kegiatan yang dimulai pukul 13.00 WIB ini dipusatkan di dua titik: Masjid Al-Hidayah RT 017 RW 004 dan kawasan Gapura Rawa Indah RT 001 RW 003. Di titik Masjid Al-Hidayah, pengobatan gratis menjangkau lebih dari 100 warga, sembako dibagikan, dan senyum anak-anak kembali merekah saat menerima pakaian sumbangan. Di titik lainnya, pembagian 300 paket sembako berjalan tertib dan menyentuh banyak keluarga yang selama ini berjuang dalam senyap.
Tak hanya relawan dan tokoh gereja, kegiatan ini juga melibatkan tokoh masyarakat, Babinsa, pamong wilayah, dan warga lintas latar belakang. Semua bahu membahu. Semua hadir bukan hanya untuk memberi, tetapi juga untuk mendengarkan dan menemani mereka yang kehilangan.

Yemima M., S.Th., koordinator lapangan dari JCC, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bukti nyata bahwa kebaikan bisa menyatukan siapa saja. “Di tengah dunia yang sering terbelah oleh perbedaan, hari ini kami menyaksikan bahwa kasih dan kepedulian bisa menjadi bahasa yang mempersatukan,” ujarnya.

Bagi warga Kapuk Muara, bantuan ini bukan sekadar logistik, tetapi menjadi pengingat bahwa mereka tidak sendiri. Bahwa di balik abu dan arang yang menyisakan luka, ada tangan-tangan yang siap memulihkan, ada hati-hati yang bersedia hadir, dan ada secercah cahaya untuk menuntun ke masa depan.
Semoga semangat ini terus hidup. Karena setiap tindakan kecil yang dilakukan dengan cinta, akan selalu bermakna besar bagi mereka yang tengah berjuang bangkit
Report, Jp