
perisaihukum.com
Birokrat pengkhianat adalah aparatur birokrasi yang menyalahgunakan wewenang,jabatannya untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok sehingga merugikan kepentingan masyarakat secara luas. Mereka tak menjalankan tugas dan fungsi dengan baik, bahkan cenderung korupsi, tidak transparan, dan tidak akuntabel.Â
Penyalahgunaan kuasanya, mengganggu citra pemerintah dan menghambat pembangunan karena merupakan kebalikan dari gambaran institusi pemerintah yang dicitakan sejak zaman kemerdekaan. Ditulis sebagai bentuk hormat kepada semua pejabat yang dilantik hari ini, Senin 14 Juli 2025 oleh Gubernur Kalimantan Selatan. Lebih khusus untuk Pak Syarifuddin, ditunjuk sebagai Sekda Prov Kalsel.
Sebuah institusi pemerintahan bisa dikatakan berhasil jika dan hanya jika setiap pekerjanya mengerjakan tugas pokok dan fungsi sesuai kapasitas serta kompetensi yang dimiliki. Mereka terpilih dan ditugaskan berdasarkan kriteria yang sejalan dengan maksud dan tujuan penugasan tersebut.
Tolak ukurnya bukan sekadar rutinitas kerjanya, tetapi besaran hasil kerja dan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat. Begitulah inti serta hakekat pengukuran kinerja, mengukur besaran tanggung jawab atas kewenangan yang sudah diberikan. Kewenangan tanpa tanggung jawab adalah pintu menuju kekuasaan amat egois dan sewenang wenang.
Ironinya bisa terjadi jika pemimpin birokrasi justru menciptakan paradoks. Mereka menilai pekerja bukan dari tugas pokoknya, melainkan dari kerajinan dan kepatuhan mengikuti aksi dan kegiatan tambahan, sejalan dengan pandai membuat atasan merasa nyaman. Sebuah awal bagi kemunculan jabatan yang sembarangan, bukan karena kompetensi, melainkan karena politik ABIAS, Asal Bapak Ibu Anak Senang. Tentunya disertai berbagai pembenaran oleh pejabat yang seharusnya menjaga kebenaran.
Birokrasi kemudian berubah menjadi arena dan perlombaan kepatuhan dogmatis, kehilangan kreativitas dan daya kritis yang membodohkan. Orang cerdas dipaksa pandai menyenangkan pimpinan, bukan menyelesaikan tugas pokok. Amanah rakyat dikalahkan amanah atasan. Berbeda adalah musuh bersama dan mencoba kembali ke koridor kebenaran, dicap subversif dan provokator.
Birokrasi dipenuhi oleh orang kinclong, tampak sangat hebat, bisa mengerjakan apa saja yang disuruh pimpinan, kecuali mengerjakan tugas pokoknya. Gambaran birokrasi yang secara perlahan, diam diam tetapi sistematis dan pasti, sedang membangun jalan menuju kehancuran.
Pada akhirnya, ingin dituliskan bahwa kuasa tanpa nurani adalah pabrik kepalsuan, kuasa yang sibuk menyenangkan dirinya tanpa peduli rakyat yang menunggu pelayanan substansial bagi kesejahteraannya. Sebuah pengkhianatan berjejak abadi tak terhapuskan, karena telah menggunakan kewenangan tanpa tanggung jawab bak menciptakan senjata untuk menikam kepercayaan masyarakat, merusakan bangunan peradaban kemanusiaan.
Sebaiknya tidak dilakukan,
Jangan ya
Jangan dik ya
REPORTER:Riska