
Tangerang Selatan, perisaihukum.com
Sindikat peredaran obat keras diwilayah Tangerang Selatan semakin merajarela. Tak lagi sembunyi-sembunyi, mereka menjalankan distribusi secara terstruktur, sistematis, dan masif. Hal ini yang menimbulkan kecurigaan adanya “Main Mata” Oknum Polisi di Tangerang Selatan.
Puluhan media daring bercerita maraknya sediaan farmasi yang semestinya menggunakan resep dokter, namun tidak membuat Satuan Reserse Narkoba Polres Tangerang bergeming.
Bagaimana tidak, dari data yang didapat redaksi, kuat dugaan keterlibatan oknum anggota Polisi secara langsung dalam jaringan obat keras ini. Beberapa data percakapan soal dugaan keterlibatan oknum dari tingkat Polsek dalam memuluskan jalannya bisnis ilegal ini.

Salah satunya mantan Kanit Reskrim Polsek Cisauk, Ipda. Krisna Siagian, dimana sebelumnya ada pengamanan terhadap sala seorang pengedar obat oleh salah satu tim media. Dalam percakapannya Krisna dengan Muklis mengatakan berkas tidak bisa dicabut lantaran penyerahan dari salah satu tim media. Hal ini mengindikasikan kuat bahwa ada keterlibatan secara langsung antara oknum Polisi dengan Kartel Obat.
Pak Krisna : Hadeuh
Muklis : Udah rp tp mlm
Pak Krisna : Kapolsek pasti bilang lanjut ini
Muklis : Ketemu ama dia
Muklis : Tar dia aja yang suruh cabut berkas
Pak Krisna : Udah smp Polsek masalahnya
Muklis : Ya
Pak Krisna : Ga bisa dicabut itu kan penyerahan 🤦🏻♂️
Tidak cukup sampai disitu, sebuah tangakapn layar percakapan juga mencatat nama Rahmat, yang diperkirakan merupakan salah satu oknum yang bertugas di Polsek Pamulang. Dalam percakapannya Rahmat menyebut ada “wartawan bodrek” yang melaporkan temuannya terhadap toko yang menjual obat keras.
Mirisss!! Main Mata Oknum Polisi diwilayah Polres Tangerang Selatan semakin membabi buta, namun terus dibiarkan terjadi.
Apakah hal ini berkaitan dengan Hari Bhayangkara ke-79?
Mengingat muncul sebuah statement, bahwa ada anggaran yang didapat dari Konsorsium Obat digunakan untuk membiayai HUT Bhayangkara.
“Polri Presisi Mendukung Percepatan Transformasi Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan” hanyalah sebuah retorika!
Apakah hukum masih ditegakkan untuk rakyat, atau kini telah dijual demi kepentingan kartel obat ilegal?
Keresahan warga Tangerang Selatan semakin menjadi, generasi muda diracuni pelan-pelan, sementara pengawasan aparat dipenuhi tanda tanya besar!
Sementara itu, pimpinan Polres Tangerang Selatan, AKBP Victor D.H. Inkiriwang, S.H., S.I.K., M.Si. belum juga mengambil tindakan nyata.
Sumber : suryanenggal.id
( Red )