
Probolinggo : Perisaihukum.com
Bonsai adalah tanaman yang dikerdilkan itu terkesan menjadi tanaman kelas menengah. Padahal anggapan itu keliru. Komunitas Bonsai Mania Probolinggo ( KBMP ) menepisnya dengan menerima semua kalangan menjadi anggota.
KBMP Para anggotanya belajar dengan detail cara membuat dan merawat bonsai. Karena perawatan yang tak mudah, perkumpulan ini menjadi ajang berbagi seputar bonsai.
Hasbullah, bagian Manager, Menuturkan ia menggeluti tanaman bonsai dari nol. “Sejak kecil saya suka dengan bonsai,” ujarnya.
Selain aktif di Komunitas Bonsai Mania Probolinggo ia juga sekaligus menjadi trainer tanaman bonsai di Probolinggo. “Bonsai itu miniatur kehidupan. Memiliki fungsi dan keunikan yang tak ada di pohon lainnya,” ujarnya.
Menurut Hasbullah, perkumpulan ini lantas menyebar ke berbagai provinsi di Indonesia. Saat ini anggota di Probolinggo sekitar 100 orang.
Hasbullah memaparkan untuk bahan bonsai bisa dimulai dari biji, stek, maupun pencangkokan. Serta tunggul diambilnya dari alam. Namun, di kelompoknya sebisa mungkin meminimalis bonsai dari alam.
Jenis tanamannya pun beragam. Misalnya, beringin, serut, asem jawa, santigi, kimeng, sancang, dan lainnya. Kategorinya tetap berkarakter kecil dan berbatang besar.
“Kalau sudah hobi dan digeluti memang tidak terlalu susah. Sedangkan dulu orang melihat bahwa membelinya mahal merawatnya juga susah,” imbuhnya.
Uniknya, bonsai juga kadang-kadang perlu rawat inap seperti manusia yang sakit lalu menginap di rumah sakit. Nano menjelaskan rumahnya adalah semacam “rumah sakit” bonsai, tempat rawat inap. “Bahkan bonsai milik peserta yang dari Jambi pun jauh-jauh mengobati tanaman bonsainya di sini,” ujarnya.” Rul